Explore the Eastern Part of the Island of Java
Ini adalah sebagian kecil cerita perjalanan panjang kami menjelajahi bagian
timur Pulau Jawa. Sebuah perjalanan yang pada awalnya akan kami bawa hingga ke
tanah Lot, namun terpaksa ditunda karena terkendala waktu dan biaya. Adalah
Gunung Bromo, yang berdiam dalam rangkuman amphitheater Kaldera Tengger
– yang menjadi prime ours destination.
Secercah
harapan itu, mimpi itu kini menjadi kenyataan.
satu langkah demi langkah kaki yang menghantarkanku sampai di puncak
Bromo.
Hari
itu, 12 Mei 2015 tepatnya 14.30 WIB, aku dan rombongan (gus Wahab Yahya, neng
Kuni,mas Fahri, mas Alfat, Resti, Mariya, Eva, Yusri, Leony dan Fidy) berangkat
dari Tambakberas, Jombang, Jawa Timur dengan berbagai peralatan yang sudah
dipersiapkan.
PASURUAN
Pukul
16.05 kami tiba di Pasuruan dan menunaikan sholat jama’ ashar dan dhuhur
disebuah masjid sambil menunggu supir (Mas Jalal) dari Surabaya. Berhubung tiket
kereta dari Surabaya jam 7an malam, jadi
kami memutuskan untuk menunggu supir di
masjid tersebut dan sekalian untuk sholat jama’ maghrib dan isya.
Pukul
19.30 kami tiba di alun-alun Pasuruan untuk menjeput mas Jalal. Selanjutnya
kami melanjutkan perjalanan di salah satu pondok pesantren yang ada di Pasuruan.
Karena masih jam 20.02 malam, jadi kami menginap di pesantren tersebut.
Pukul
01.15 aku terbangu dari tidur. Disampingku brisik banged. Si Yusri lagi
telfonan sama pacarnya, jadinya aku kebangun. Tapi karena dari awal gus Wahab
bilangnya berangkat ke Bromo jam 01.00, ya kami jadi bangun semua. Eehh kita
udah siap buat berangkat ke bromo, ternyata gus Wahab sama neng Kuni masih
tidur. Yaudah, kita terpaksa aja bangunin neng Kuni. Aku punya firasat gak baik
saat itu. Dan ternnyata bener. Apa coba?? Berangkat ke bromo nya jam 3. “Apa??”
Sontak aku kaget. Kalau kita berangkat dari Pasuruan aja jam 3 nyampe puncaknya
jam berapa coba. Gak bakalan lihat sunrise juga. Lihat si lihat tapi bukan
sunrise lagi tapi udah matahari terang. :D
Pukul
02.34 kami berangkat menuju Bromo. Dan sepanjang perjalanan kami tidur. Hehe
buat persiapan diri lebih fresh dan gag ngantuk waktu muncak. J
Pukul 04.25 sebelum muncak ke bromo kita sholat subuh terlebih dahulu.
Hatiku udah sedikit kecewa si karena gag lihat pas sunrise. Tapi gag papa deh,
udah sampai di Bromo aja sebuah impian ko. Hehe lebay aku ya tapi emang bener
ko :D
BROMO, PROBOLINGGO
“bismillahirrohmanirrokhim”
ucapku sebelum kami memulai perjalanan. Perjalanan yang kita tempuh sangat
menantang sekali. Karena jalan yang berkelok dan tanjakan yang gak maen-maen.
Seringkali aku sampe kejedut pintu mobil. Oh ya, aku punya tips buat
temen-temen yang mau ke bromo. Untuk mencapai kaki gunung bromo gag bisa dengan
mobil pribadi. Karena jalanan yang menanjak. Jadi, harus dengan jeep yang sudah
disediakan. Dan untuk satu jeep dikenai tarif Rp. 750.000 itu yang lewat jalur
Probolinggo. Jadi, siap-siap uang saku yang banyak aja kalau ke bromo. Tapi,
kalau liburan sama temen-temen pasti asyik dan gag merogoh uang saku banyak
(lebih hemat). Jangan lupa persiapkan perlengkapan diri seperti : jaket, kaos
tangan, syal jika perlu. Karena saat pagi akan sangat dingin jika sudah berada
dikawasan Bromo.
Sepanjang
perjalanan ke bromo kalian akan disajikan dengan berbagai pemandangan yang
menakjubkan dan buat kalian terkesan deh. Mulai dari pemandangan berbagai macam
bunga yang berwarna-warni, terasering yang dibuat dengan kemiringan hampir 45
derajat. Aku saja sampai heran bagaimana petani memanen hasil kebun mereka
dengan terasering yang begitu miring.
Mungkin
karena matahari tau kalau aku kecewa gag bisa lihat sunrise, pagi itu matahari
bersinar terang menyambut kedatangan kami.
Matahari bromo bersinar terang J |
Hari
itu aku sangat besyukur karena masih
dapat menghirup udara segar, udara alami
yang belum tercampur dengan polusi. “Subhanallah betapa indah ciptaan
Mu, langit yang terbentang luas, gunung-gunung tinggi menjulang, oksigen yang
gratis, rumput-rumput yang tumbuh dengan hijaunya serta matahari yang merupakan
sumber kehidupan kami, Terima kasih Allah. Tiada yang dapat menandingi
kebesaranmu” ucapku sembari menarik nafas-nafas rasa syukur. Alhamdulillah J
Pukul 06.48 WIB kita tiba di
pemberhentian jeep. Kita harus jalan sejauh 200meter. Sedangkan jalan menanjak
dan masih diselimuti oleh kabut. Saat turun dari mobil banyak sekali ojek kuda
yang datang rame-rame menghampiri kami. Tapi, berdasarkan yang aku tau, jika
kita ditawari kuda jangan langsung terima. Karena tarif yang akan dikenakan
pasti mahal sekitar 125.000 paling murah 30.000. Jadi, seolah-olah kita gak
butuh naik kuda, nanti bisa ditawar lebih murah. Setiap ojek motor yang kebetulan melintas, tak pernah jera menawari jasa
mereka. “Ojek Mas, Mbak, RP. 125.000 ke
Gunung Bromo, perjalanannya jauh dan banyak yang tidak kuat ditengah jalan”.
Sebuah tawaran yang selalu saja berbuah tolakan dikamuflase senyuman, dengan
jawaban, “Enggak Pak. Terima kasih”. “Yeee pinter banged tu si tukang ojek
promosinya” fikirku dalam hati. Tapi ya memang dengan begitu mereka mecari
nafkah buat keluarga dan buat kelangsungan hidup mereka. Saat
iku kita memutuskan untuk jalan kaki saja. Mungkin kalian akan bertanya, sementara ada pilihan yang lebih asyik—ojek
dan kuda—mengapa pula kami pilih yang lebih sulit? Jawabannya sederhana. Karena
biasanya, beginilah cara kami menikmati perjalanan, sekaligus belajar mengenali
dan mencintai negeri INDONESIA yang kaya. Atau, dalam bahasa yang lebih apa
adanya, hal ini kami lakukan semata karena biaya telah tiada. Inna Lillahi
wa inna ilaihi roji’un… hehehe
Ojek kuda |
view nisa dengan background kabut |
Pijakan
demi pijakan kami lalui, mesti seringkali istirahat ditengah jalan. Saat
perjalan kami terganggu oleh sekumpulan kuda yang lewat begitu saja. Takut aja
kalau misal ketendang kakinya, bisa aja aku jatuh kejurang. Hahaha pikirannya
negatif ni aku :D
Pukul
7.27 kami sampai dikaki gunung. Kita dapat menikmati pemandangan yang WOW
banged. Tapi berhubung kita kelelahan dan kelaparan langsung aja deh beli
makanan. Setelah itu baru have fun and take picture.
Nisa dan Resti menikmati peristirahatan |
Nisa dengan background gunung Batok |
view diatas awan J |
diatas awan |
Resti dengan background yang masih menebal |
Capeknya
udah hilang, langsung cap cus ke kawah Bromo. Kita harus atri untuk naik ke
atas. Jika naik keatas lewat jalur kiri dan kalau turun lewat kiri.
view sampai ditengah tangga |
Pasti
kalian akan terkejut kalau sudah sampai di kawah. Kalian bisa lihat pemandangan
yang keren banged. Selain itu kita juga berdiri diatas awan. Berdiri diatas
puncak bromo seperti aku lagi bermimpi tapi itu nyata. “oh God, thans for all,
I can’t say anything about it It’s amazing today”
top banged kawahnya J |
kawah bromo |
Kita
gag lama-lama dikawah, karena selain takut ketinggian pengunjungnya juga rame.
Takut kalau desak-desakan. Waktu turun tangga aku berusaha menghitung berapa
banyak anak tangga yang harus aku lewati. Aku penasaran banged karena tangga
itu kaki ku jadi linu-linu. Dan sepertinya butuh tukang pijat. Tapi sayang gag
ada tukan pijat di gunung wkwkwk. Setelah aku hitug-hitung dari atas
kebawah,anaka tangga yang harus aku lewati sebanyak 250 anak tangga. Wah wah
wah, bener aja kaki ku linu-linu. Tapi perjalanan kali ini gak sia-sia. Biarpun
rasa lapar dan lelah menghantui, tapi ini adalah sebuah perjalanan yang
mengagumkan.
view setelah turun tangga |
Menit
berganti menit dan jam berganti jam, waktu itu masih menunjukkan pukul 08.45,
dan matahari dari pagi sudah menampakkan sinarnya. Udah puas dai pagi diatas,
untuk trip selanjutnya kita melakukan penurunan dari puncak. Banyak sekali
hal-hal menarik yang kita temui selama penurunan. Mulai dari ada ukiran wajah
manusia didinding-dinding batu, pura tempat peribadatan, ukiran nama didinding
dll.
view ukiran wajah manusia batu |
ukiran nama like my name :D |
pura tempat peribadatan masyarakat Bromo |
Berdasarkan
yang aku tahu, ada suku asli orang bromo, yakni suku Tengger. Suku Tengger
adalah sebuah suku
yang tinggal di sekitar Gunung
Bromo, Jawa
Timur, yakni menempati sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan,
Lu majang,
Probolinggo,
dan Malang.
Ceritanya, asal usul nama tengger berasal dari pasangan Roro Anteng dan Joko
Seger. Nama Tengger diambil dari “Teng”
nama Roro Anteng dan “Ger” nama dari Joko Seger. Ketinggian yang mencapai 2,392 meter, menjadikan gunung bertipe stratovolcano ini masuk dalam Zona Montana.
Sayangnya, karena pertama kali aku ketempat ini, dan waktunya tidak
bertepatan dengan tanggal 13, 14, atau 15 pada bulan Kasada, yaitu, hari-hari
di mana Upacara Yadnya Kasada (Kasodoan) biasa dilaksanakan oleh seluruh
masyarakat Tengger. Hari di mana masyarakat Tengger mengorbankan sebagian hasil
pertanian/peternakan/harta, sebagai bentuk penghormatan kepada Jaya Kusuma yang
telah menyelamatkan nyawa mereka dari angkara murka Sang Hyang Widi Wasa.
Bila saja waktunya bertepatan, tentu kami (atau kalian) dapat melihat 2
kubu manusia yang saling melempar dan menangkap persembahan berupa uang,
sayur-sayuran, ayam, hingga kambing, yang ditujukan bagi Kyai Kusuma di tepian
kawah candradimuka Gunung Bromo.
Dan saat berkunjung ke kawasan Gunung Bromo, tak jarang kita akan menemukan
beberapa penjual Bunga Edelweis di sepanjang jalur pendakian hingga tepi
kaldera. Masyarakat Tengger mengenal bunga ini dengan sebutan Tanalayu,
yang berarti (media) turunnya wahyu/petunjuk. Sedangkan, dalam bahasa latin
(ilmiah), Edelweiss Jawa disebut dengan Anaphalis Javanica. Atau, kita
bisa menyebutnya dengan Senduro saja. Pada ritual keagamaan seperti Yadnya
Kasada, bunga ini biasanya dijadikan sebagai pelengkap sajen/sesaji.
Trip kita selanjutnya ialah menuju bukit Teletabies. Wah saya penasaran
betul ini. Biasanya kalau di kartun-kartun teletabies nya ada 5 kalau bukit ini
gimana ya? Kenapa juga dinamai bukit teletabies? Kepo banged ni aku. Pukul 9.24
pagi, kami sampai dibukit teletabies. Begitu hijau menyegarkan mata. Sementara
ilalang di kaki-kakinya tampak menguning beradaptasi dengan musim.
View didepan bukit teletubies |
Kita gak lama
dibukit teletubies. Dan melanjutkan lagi ke “pasir berbisik”. Bagi wisatawan
dengan Bahasa Inggris sebagai mother tongue, mereka biasa menyebut
lautan pasir ini dengan Sand Sea atau Sea of Sand. Sementara
lidah-lidah kolonial menyebutnya dengan Zand Zee. Dan, untuk kita orang
Indonesia, bisa menyebutnya dengan Lautan Pasir atau Segara Wedi saja.
Hembusan angin
yang meniup butiran-butiran pasir kaldera, ketika suara-suara lain tak lagi
ada, seringkali membuat tempat ini disebut dengan “Pasir Berbisik,” karena
suara yang ditimbulkannya seolah sedang menyampaikan sebuah pesan, lewat
bisikan-bisikan mistis dari dunia berbeda, bagi telinga siapa saja yang
bersedia mendengarkannya.
Beberapa
kendaraan terlihat lalu-lalang. Mayoritas mengambil arah yang berlawanan dengan
kami. Di tempat ini, menggunakan masker dan kacamata adalah penting adanya.
Karena debu berterbangan dimana-mana.
View ditengah pasir berbisik |
mobil jeep yang menghantarkan setiap perjalanan kami |
Pasir berbisik adalah tujuan terakhir kami di Bromo. Kemudian kami kembali
ke posko semula dimana mobil diparkir. Setelah beberapa jam perjalanan,
akhirnya kami sampai diposko. Namun ada hal yang tidak mengenakkan untuk
didengar, yakni mobil kami mogok gak bisa jalan dan harus nyari bengkel. Supir
jeepnya baik hati, jadi ngasih tau dimana bengkelnya sekalian tempat istirahat.
Kami berjalan sekitar 75meter dari posko menuju bengkel tersebut. Sedangkan
mobil sedang diperbaiki, maka kami istirahat di salah satu rumah
warga(sipemilik bengkel) untuk tidur.dengan kondisi badan yang lelah, tak
tanggung-tanggung kita langsung otw pulau kapik aja. Eh bangun-bangun sudah jam
15.00 sore. Tapi mobil juga belum selesai diperbaiki. Aku udah gag bisa tidur
lagi karena kelaparan. Terpaksa aku bangunin Resti sama Eva buat cari
makan.alhamdulillah selesai makan, mobilnya sudah selesai diperbaiki. Kami
siap-siap untuk perjalana kembali.
SIDOARJO
Kabupaten
Sidoarjo, merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa
Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Sidoarjo.
Kabupaten ini berbatasan dengan Kota
Surabaya dan Kabupaten
Gresik di utara, Selat
Madura di timur, Kabupaten Pasuruan
di selatan, serta Kabupaten Mojokerto
di barat. Sidoarjo dikenal sebagai penyangga utama Kota
Surabaya, dan termasuk kawasan Gerbangkertosusila.
Perjalanan kita selanjutnya yaitu ke Sidoarjo. Sebenarnya bukan utuk wisata
atau liburan. Melainkan Gus Wahab ada acara rapat di rumah dinas DPRD Sidoarjo
untuk membahas acara Muktamar NU pada tanggal 1-5 Agustus 2015. Berhubung
keadaan yang sudah malam, kami berniat untuk menginap satu malam di rumah Dinas
DPRD tersebut. Melihat ada bantal guling mata langsung aja merem. Hehehe maklum
capek diperjalanan. “tok tok tok ndug ayo bangun” panggil abah dari balik
pintu. “enggeh bah” jawab Marya. Aku denger abah Wahab memanggil, “tapi jam
03.00 pagi ngapain dibangunin” pikirku. Yaudah aku tidur lagi aja. “tok tok tok
ndug ayo ndug, sholat-sholat!” panggil abah Wahab lagi. “oh ya, lupa belum
sholat jama’ maghrib sama isya’” sontak aku terbangun dari tidur. Kemudian aku
membangunkan Resti dan Yusri.
dikamar penginapan rumah dinas DPRD Sidoarjo |
Secangkir teh untuk sambutan tamu |
Pukul 07.17, kami memutuskan untuk jalan-jalan di alun-alun Sidoarjo,
karena kebetulan tidak jauh dari rumah
dinas DPRD. Kira-kira hanya 5 menit sampai. Sementara itu, baru saja keluar
dari pintu, bapak-bapak yang bekerja di rumah tersebut menawari kami sarapan
pagi. “mbak, mau sarapan apa? Bubur ayam ta? Saya carikan”. Tanya si bapak
dengan ramah. “tujuh pak” jawab Mariya sontan. Aku tau, pasti anak-anak sudah
kelaparan, sama si aku juga. Hehehe sementara kami jalan-jalanke alun-alun, si
bapak mencarikan kami bubur. Oh ya pasti rugi dong kalau kita gag foto. Yaps,
karena kita gag mau melewatkan setiap moment yang menarik dalam hidup. Bukan
niat untuk narsis atau pamer atau apapun. Kita hanya foto untuk mengenang
sebuah moment dan bisa juga diceritakan kepanda anak-anak kita nanti bahwa kita
mempunyai segudang pengalaman yang seru.
View didepan patung yang melambangkan Sidoarjo |
Terdapat patung
ikan bandeng dan udang. Ikan bandeng dan ikan udang membentuk
huruf “S “ menggambarkan hasil tambak dalam daerah Kabupaten Sidoarjo. Bentuk
huruf “ S “ dari ikan bandeng dan Udang tersebut menunjukkan huruf pertama dari
Sidoarjo.
14
Mei 2015, tanggal tersebut merupakan tanggal merah karena kenaikan Isa Al
Masih. Wajar saja kalau alun-alun sidoarjo dipenuhi dengan baak ibu serta
anak-anaknya. Mereka memanfaaatkan moment tersebut utuk olahraga atau berlibur
bersama.
Sesampai
di rumah dinas, kami langsung menyanta sarapan pagi yaitu buryam buryam (bubur
ayam) :D. Waktu itu masih pagi
hari, mau tidur gag bisa tidur, mumpung
ada tv kita nonton tv bareng. Sampe-sampe kita tertidur didepan tv. Katanya si
tadi gag ngantuk, tapi cuacanya dingin, sepi juga akhirnya merem juga deh ni
mata. Pukul 10.30 kami terbangun karena terdengar suara gus Wahab yang
memanggil untuk prepare perjalanan lagi. Penasaran kan kemana lagi kaki ini
akan melangkah??
SURABAYA
Well,
perjalanan kita kali ini ke kebun binatang Surabaya (Surabaya Zoo). Kebun Binatang Surabaya (KBS) berlokasi di Surabaya
Selatan adalah salah satu kebun binatang yang populer di Indonesia, terletak di
Jalan Setail No. 1 Surabaya. KBS memiliki berbagai jenis binatang tropis.
Selain itu terdapat pula Aquarium, karantina toxidemi dan ruang nokturama
(binatang malam). KBS merupakan kebun binatang yang terbesar di Asia Tenggara.
Didalamnya terdapat lebih dari 300 spesies satwa yang berbeda dan terdiri
lebih dari 4300-an binatang. Termasuk didalamnya satwa langka Indonesia
maupun dunia yang terdiri dari Mamalia, Aves,Reptilia,Pisces.
KBS merupakan tempat wisata yang menarik karena faktor
letaknya yang berada di tengah-tengah kota Surabaya, diantara kesibukan kota
metropolis ternyata masih dapat kita temukan tempat berbagai macam satwa yang
sebagian besar biasanya hidup di alam bebas, hal ini dapat menjadi semacam
tolak ukur bagi manusia untuk tetap menjaga keseimbangan alam dalam
melestarikan satwa dan juga bagi anak-anak kecil.
Pukul 11.47 kami sampai di KBS. Haaaaahhh sebenarnya
kami sudah capek. Tapi gimana lagi, it’s interesting moment in mylife to roved
of East Java. And I never give up and always keep spirit J. Kami sudah tiba diantrian tiket masyk. Kami pun
sabar mengantri dari antrian panjang. Maklum saja, kan hari itu tanggal merah
jadinya ramai. Adapun Jam Kunjungan buka mulai pukul 08.00 WIB – 17.00 WIB dan HTM (harga tiket masuk) Rp.
15.000,00.
Saat masuk dan dikasih tiket, gak nyangka aja
ada kru dari Trans TV yang lagi ngeshoot gambar kami. Wah wah bakalan masuk tv
ni. Hehehe
View saat pertama masuk KBS |
Gelang tiket :D |
Memasuki kebun langkah demi langkah serasa aku beneran
dihutan. Suasana dan tatanan yang begitu rapi sehingga layak seperti hutan
beneran. Mengunjungi KBS merupakan bagian pendidikan yang secara tidak langsung
berguna untuk mengenal berbagai macam satwa yang ada supaya tertanam sejak dini
perasaan mencintai seluruh alam dan isinya. Selain itu, KBS merupakan taman
satwa yang artinya tempat atau wadah dengan fungsi utama konservasi ex-situ
yang melakukan usaha perawatan dan penangkaran berbagai jenis satwa dalam
rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru sebagai sarana perlindungan dan
pelestarian alam yang dimanfaatkan untuk pengembangan IPTEK serta untuk sarana
rekreasi alam yang sehat.
Jerapah dan Zebra dalam satu kandang |
Itu
adalah beberapa foto yang aku take dari KBS. Sebenarnya masih banyak, tapi
nanti catatanku ini penuh dengan gambar hewan hihihi. Kalau kalian penasaran
datang aja ke KBS sama keluarga, teman atau juga pacar kalian.
KBS memiliki keunggulan diantaranya :
- Letaknya yang strategis, mudah dijangkau;
- Koleksi satwa KBS yang pernah terlengkap se-Asia
Tenggara;
- Selain satwa yang diperagakan didalam sangkar
juga ada satwa yang dibiarkan bebas menghuni di kawasan flora KBS.
Setelah
satu jam berkeliling di KBS. kami memutuskan untuk keluar dari KBS. Matahari
pun sudah tepat diatas kepala. Hah panas sekali hari itu. Kami menunggu gus
Wahab di gerbang pintu masuk. Karena lama menunggu, kita take gambar lagi di
patung Surabaya.
View didepan patung Surabaya |
Asal usul Surabaya adalah
sebuah buku terbitan Bintang Indonesia,
yang menceritakan tentang sejarah bermula nya nama untuk kota
Surabaya. Dalam buku ini di kisahkan tentang perkelahian
dua jenis hewan yang sama-sama gagah dan sama-sama kuat, yaitu seekor Ikan Hiu
yang bernama 'Sura', dan seekor Buaya.
Dan ada yang beranggapan bahwa nama surabaya berasal dari gabungan kata sura yang berarti selamat dan baya yang berarti bahaya (Surabaya = selamat
dari bahaya).
View didepan gerbang KBS dengan muka yang kusam seperti gembel :D |
Kami
sudah menunggu Gus Wahab selama 1 jam didepan gerbang seperti gembel yang mau
ngemis tapi gak keluar-keluar juga. Padahal anak yang pertama sudah menunggu
bersama kami. Kasihan ya........ “mb aku haus, beliin minuman mbak” rintih mas
Fahri dengan nada memelas. “mbak, tehnya 3ribu saja” tiba-tiba terdengar
seorang ibu dengan membawa satu tremos berisikan bungkusan es teh dingin. “ibu,
saya beli tehnya dua” ucapku. Hari itu cuaca sangat panas, tapi memang Surabaya
selalu panas. Terlihat senyum lebar dari
raut wajah ibu tersebut.
Nampaknya Ia senang karena dagangannya laku. Karena saat aku lihat satu
tremos tersebut masuh penuh walaupun panas matahari sudah tepat diatas kepala dan
terasa panas sampai ubun-ubun. “terima kasih nak” kata ibu penjual. “oh iya bu,
sama-sama” jawabku dengan senyum ramah J.
Ibu pun pergi meninggalkan kami dan berkeliling untuk menjual en tersebut.
“semangat ibu” batinku. Ya begitulah kehidupan, kita harus berjuang semaksimal
mungkin yang kita bisa dan selalu berusaha untuk kelangsungan hidup kita. Supaya
kehidupan kita menjadi lebih baik. “alhamduliillah” ucap mas Fahri setelah
menyedot es teh. “hahahahaha” kami tertawa geli melihat mas Fahri seperti orang
yang melakukan perjalan di padang pasir yang panas dan kita kehausan. Setelah
menemukan air pasti akan senang dan
lega. Begitu pula mungkin dengan mas Fahri :D
Pukul
14.15 kami sudah memasuki mobil dan menempati tempat duduk masing-masing.
Ditengah perjalanan aku merasa kurang nyaman karena hal yang seharusnya
anak-anak usia 8 tahunan tidak sepantasnya untuk ditiru. Yakni lagu “aku mah
apa atuh” sebuah lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi dangdut Indonesia. “aku
mah apa atuh, Cuma selingkuhan kamu”
petikan reff dari lirik lagu aku
mah apa atuh. Anak baru usia 8 tahun menyanyi lagu itu. Apakah pantas??. Kalau
disuruh nyanyi anak-anak aja gak hafal. Apakah generasi penerus Indonesia
seperti ini. Lagu anak-anak yang semakin hilang tak dikenal lagi karena
terkikis oleh perkembangan zaman yang semakin kacau ini. Hanya sebait lirik saja
bisa mempengaruhi otak anak. Hal tersebut juga kan berdampak dimasa depannya.
Mereka sebenarnya tidak mengerti apa yang mereka ucapkan, mereka hanya
menghafal saja. Tapi tetap saja itu akan mematikan daya berfikir mereka. Dalam
sugesti mereka pasti akan selalu terngiang “aku mah apa atuh, Cuma selingkuhan
kamu”. Saran aja ni buat ibu-ibu atau siapapun, lebih selektif lagi memilihkan
lagu untuk anak-anak, mengontrol
kegiatan apa saja yang dilakukan anak-anak baik diluar maupun dalam. Supaya
anak-anak khususnya generasi muda Indonesia tidak ikut terjerumus dalam
perkembangan zaman yang semakin sulit untuk dimengerti ini.
Perjalanan
kami masih di Surabaya. Kali ini mobil kami meluncur kesebuah perumahan. Kami
melewati sebuah gerbang yang kokoh bertuliskan “anda memasuki wilayah
Universitas Negeri Surabaya”. Sepanjang jalan aku hanya menatap setiap gedung yang berdiri dengan kiatnya dan sebuah
lapangan yang begitu luas terbentang.
Melihat
bendera Amerika yang dikibarkan didepan sebuah gedung yang megah. Aku
bertanya-tanya saat itu, kenapa ada bendera Amerika dikibarkan didepan gedung
tersebut. Dari awal aku kiraa ada Ambasador(duta Besar). Kan sewaktu pelajaran
PKN di SMA ada hal-hal yang bisa dilakukan jika menjadi duta besar, salah
satunya mendirikan bendera sendiri dirumahnya. Namun, setelah aku amati lebih
luas lagi ada sebuah tulisan “Taman Golf International”. “oalah, pantes saja
ada bendera Amerika, namun tak hanya bendera Amerika saja. Banyak
bendera-bendera yang berkibaran selain Indonesia dan Amerika. Pantas saja,
dilihat dari namanya saja Taman Golf International. Sekarang aku jadi tau
jawaban yang aku kepoin tadi” hehehe
Pukul
15.08 kami sampai disebuah perumahan
elit tempat kdediaman teman Gus Wahab. Kami disana dijamu dengan begitu sopan
dan ramah. Kami istirahat ssejenak disebuah kamar. Hingga pukul 16.34 kami
isoma. “usholli fardhu dhuhri rok’ataini majmu’an qosron ilaihil ‘asyri ada
ammakmumallillahi ta’ala” niat solat jamak dhuhur.
Karena
matahari yang sudah mau menutupi awan, jadi kami melanjutkan perjalanan
kembali. Tapi nampaknya badan ini sudah tidak mampu lagi. Rasanya sudah mau
pingsan saja. “setelah ini kita ke Nganjuk ada acara istighosah” ucap gus Wahab
memecahkan keheningan didalam mobil tersebut. “ha?????” oh my God, I feel so tired,
kenapa gag di tunda aja si” bergerutu didalam hati saja.
NGANJUK
Jam
sudah menunjukkan pukul 20.39 malam. Gus Wahab dan Neng Kuni turun untuk acara
istighosah karena saat itu abah megisi acara tersebut sebagai pemimpin doa
istighosah (tahlil). Kami tidur saja dimobil. Sebenarnya pengen ikut
istighisah, tapi karena badan yang sudah tidak mampu berdiri lagi, kita
putuskan didalam mobil, meskipun malam tapi tetap panas. “bodo amat deh, yang
penting aku tidur” pikirku.
Pukul
22.25 acara istighosah di desa Begendheng kecamatan Jatikalen Kabupaten
Nganjuk berjalan dengan lancar dan semua
hadirin pulang kerumah mereka masing-masing. Seneng dong ini perjalanan
terakhir kita. Tapi salah besar, kita masih menuju kerumah Pak lurah.
Aaaaaahhhh menarik nafas panjang kecewa.
Pukul
23.05 malam. Inilah perjalanan terakhir kami dari Ngajuk dan kembali ke
Jombang. Selama perjalanan kami terlelap semua hingga tiba-tiba saja ada sebuah
suara yang membangunkanku “sa, bangun sudah same Jombang” panggil Mariya lirih.
Sontak saja aku bangun “Alhamdulillah” ucapku lega karena sudah sampe di
Jombang. Sesamai dikamar merapikan tempat untuk tidur dan go sleep. Night J
Itulah
rangkaian ceritaku menjelajahi bagian timur pulau Jawa. Yakni Pasuruan,
Probolinggo, Sidoarjo, Surabaya, Nganjuk.
Masih banyak lagi temat-tempat yang akan kujunngi nanti. Dari sekian
tempat dan cara besosialisasi gus Wahab yang tinggi, banyak kenalan orang-
orang besar dimana-mana. Aku jadi teringat dengan kata “dibalik pria yang
sukses terdapat wanita yang tepat” aku gak setuju dengan pernyataan tersebut.
Kenapa? Karena istri Gus Wahab gag selalu mensupport ataupun memperdulikan Gus
Wahab. Aku aja sampe gregetan hihhhh. Mugkin lebih tepatnya jika “dibalik pria
yang hebat terdapat wanita yang crewet, childish, manja, seenaknya sendiri,
tidak peduli dengan suaminya pokoknya no banged” . dan mungkin juga bukan istri
yang solekhah melainkan suami soleh. Wah cocok ni kalau buat judul film pasti
bakalan larris dipasaran. Wkwkwkwkwk
Well,
inilah kisahku semoga bisa menghibur dan meginspirasi kalian untuk lebih dekat
dan mengenal alam. Serta supaya tumbuh jiwa-jiwa sosial. J
NANTIKAN KISAHKU SELANJUTNYA J
BY : ANISA
Komentar
Posting Komentar