Story of Us

27 Februari 2015, Pukul  05.30 pagi, kami baru selesai sholat subuh, wiridan dan yasinan atau yang kita kenal sebagai amalan-amalan NU. Karena hari jum’at, pondokku(BAHRUL ‘ULUM, ASRAMA MUHAJIRIN II,TAMBAKBERAS. JOMBANG, JAWA TIMUR) tidak ada kegiatan sama sekali kecuali bersih-bersih itu pun mengerjakannya nanti-nanti kalau gag males hehe. Tanpa pikir panjang lagi kami langsung OTW kepulau kapuk alias tidur lagi. Dasar anak-anak malas. Hehe J
Pukul 07.00, tidur ku terganggu oleh suara yang sangat nyaring yang memanggilku terus menerus. Aku si cuek aja, tapi lama-lama suara itu semakin dekat dan membuat aku terbangun. Dan ternyata itu adalah suara Bu nyai ku. “Apa????? Mati ini , siap-siap aja dimarahi” pikirku dalam hati. Dan ternyata benar, Neng ku marah-marah karena kita tidur lagi setelah subuh. Dan apa yang membuat kami terbangun dengan gesit ?? jawabannya adalah diajak jalan-jalan. Yap, benar sekali, “ayo mbak-mbak bangun, hari ini kita mau jalan-jalan ke Malang” kata Neng kuni. Dengan segera kami bangun dari tidur. Denger kata-kata Malang aja mataku berbinar-binar. “Malang?? Pasti keren buat  foto, pasti perjalanan hari ini sangat menarik” pikirku. Oh ya, alat-alat dapur, sapu, kain pel, kemoceng sudah menunggu kami. Hihihi waktunya bersih-bersih....... GANBATE!!!
Hari itu aku dapat jadwal ngepel. “Oh my God, I don’t like it”, Marya dapat jadwal cuci piring, gelas, dkk, dan satu lagi si Resti dapat jadwal nyuci baju Neng sama Abah. Kegiatan nyuci ini yang paling males. Coba bayangin, ada baju kotor, diambil, dimasukin ke mesin cuci, kasih air, di puter, nanti kembali ke kamar atas, nanti kalau puterannya udah selesai turun lagi, ngasih rinso. Naik ke kamar lagi sambil nunggu (gag mungkin kan nunggu didepan mesin cuci, kurang kerjaan aja hehe), turun lagi untuk mensucikan baju, naik lagi dan tugas akhir yaitu jemur. Bisa bayangin kan, tiap hari naik turun tangga berapa kali. Ya gak papa lah itung-itung olahraga. Hihihi. Ya itu lah kewajiban kami di pondok ini,sebenarnya males tapi mau gimana lagi. Latihan buat calon ibu yang baik J. Sedangkan santri yang lain, yaitu Yusri dan Leony membersihkan kamar mereka.
Pukul 08.30, kami sibuk sendiri-sendiri buat prepare apa yang akan dibawa ke Malang. Dan tau gak? Yang lain lagi sibuk prepare, si Eva enak-enakan nonton film di laptopnya Yusri. Emang anak satu ini sedikit oon :D tapi emang oon si.
Pukul 09.30, kami semua siap! Yeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee.... terlihat raut-raut wajah gembira pada setiap anak. Termasuk aku. “arek-arek, ayo berangkat” teriak Abah Wahab dari lantai satu. “nggeh bah” jawab anak-anak semangat.

Pukul 09.40, pak Kaji Udi sopir kami , tancap gas OTW Malang. “subkhanalladhi sakhkhorolana hadza wama kunna lahu muqrinin” doa kami saat melakukan perjalan. Di dalam mobil kami seru-seruan, kami bernyanyi, foto-foto selfie (maklum anak-anak narsis) dan pastinya ngemil (makan snack).
Salah satu foto narsis kita J


Betapa panasnya duduk dibelakang, berempat. Mana orangnya gemuk-gemuk. Subhanallah panasnyaaaaaaaaaaaaa!!. Sedangkan ditengah ada Leony, Marya, Neng kuni, Alfat dan Fahri (putranya Abah dan Neng). Dan didepan ada Abah Wahab dan supir. Sayangnya supirnya tua, coba aja kalau yang muda atau brondong. Hihi lumayan buat cuci mata. Wkwkwkw
Pukul 11.55, kami sampai di Pujon, Malang. yang turun hanya Abah dan supir. Iya lah kan mereka mau solat jum’at. Kita nunggu dimobil aja sambil menikmati panas dan desak-desakan dibelakang. Ditambah mas Fahri ikut-ikutan duduk dibelakang. Kita kerjain aja, kita himpit bareng-bareng aja biar gag betah duduk dibelakang. Dan ternyata benar, mas Fahri pindah kedepan tapi sambil nangis. Hihi kasian ya, dasar mbak-mbaknya jahat. Haha
Setelah berjam-jam kita dalam mobil menikmati trip to Malang, akhirnya ada arah jalan yang menunjukkan “Selorejo 3km”. “Aaaaa kita hampir sampai” teriakku. Tanpa kita sadari kita sudah sampai danau Selorejo. Pemandangannya keren “it’s so amazing, subhanallah oh God” betapa indahnya ciptaan Allah, betapa terbentang luasnya alam semesta ini, tiada yang bisa menandingi ciptaau-Mu Tuhan. “I love it”
Pemandangan Danau Selorejo 

Pemandangan di sebelah kiriDanau Selorejo
Setelah lama kita melintasi sepanjang jalan danau Selorejo,  bingungnya kenapa kita gak turun-turun dari mobil?. Dan ternyata sang supir sedang sibuk mencari tempat yang bagus untuk kita. Setelah 1 jam mencari tempat, akhirnya sang supir menemukan sebuah tempat yang layak lah buat kita liburan. Tapi jalan untuk kebawahnya mengerikan. Karena jalan yang curam. Dimana dibawah sudah ada danau Selorejo yang luas. Saat mobil menuruni jalan, jantung kami serasa terpompa dengan cepat “dag dig dug dag dig dug” aaaaaaaaaa “turun sini saja pak” teriakku. “iya pak, sini aja pak” teriak semua. Tapi pak supirnya malahan tertawa geli melihat kami yang ketakutan. Ada satu anak yang paling ketakutan, yaitu si Marya. Marya tutup mata gak berani lihat jalan yang kita lewati karena ketakutan. Dan lucunya lagi, Abah kita tercinta, Abah Wahab sudah turun dari mobil karena ketakutan. Hahaha kami hanya tersenyum geli melihat beliau yang ketakutan. “gak popo, Supir e wes handal” kata beliau sembari menenangkan kami. Padahal ya beliaunya takut sendiri. Hihihi lucu
Dan akhirnya kita dapat bernafas lega “huufft, alhamdulillah sampai tempat” kata Eva. Kita turun dari mobil dan prepare untuk menurunkan barang-barang kami. Kalian pasti tau kan kalau liburan yang dibawa apa aja? pasti tiker, makanan siap saji, snack, minuman, kamera SLR buat hunt foto, bisa juga payung (takut kepanasan) hihi. Tapi apa yang kita bawa jauh lebih menarik, untimainstream dan pastinya kebersamaan kita terasa banged. Yang kita bawa adalah wajan, kompor, gas elpiji,  spatula, panci, cobek, sendok, piring, beras, bumbu-bumbu rempah yang lengkap seperti cabe, bawang merah, bawang putih, garam, gula kunyit dan masih banyak lagi. Bisa bayangin kan , betapa repotnya kami membawa barang sebanyak itu. Tapi entah kenapa, semua barang sebanyak itu menjadi sebuah beban yang sangat ringan. Ya karena kita ikhlas melakukannya dan dengan perasaan hati yang senang. Setelah semua turun dari mobil, kami prepare untuk masak. Langkah pertama, kita masak cireng, sosis dan nuget. Kenapa? Karenaa kita udah keburu laper dan makanan yang paling mudah ya goreng sosis dkk. hehe
Kegitan kita memasak susis dkk

Baru aja selesai goreng sosis dkk langsung abis. “Busyeett kelaparan apa doyan ini ya” hehe. Lagi enak-enak makan, aku dipanggil abah untuk mencuci beras. Dan tau dimana aku harus mencuci (dalam jawa Mususi) beras?. Aku harus mencuci beras di danau. “apa? Danau nya aja baunya amis, banyak enceng gondoknya di pinggiran sungai” pikirku. Tapi mau gimana lagi, nurut aja sama yang lebih tua. Aku turun ke danau sama Resti untuk mencuci beras. Baru aja nyampe pinggir danau udah lihat ada orang mandi gag pake baju lagi. “aaaaa” jeritku dan Resti. Kami langsung aja lari keatas kembali ketempat kami semula. “lapo balek?” tanya Abah Wahab. “airnya bau dan kotor, ada orang yang laagi mandi juga” jawabku. “hahaaaa” meledak deh tawa Abah mendengar cerita kita.
Abah wahab punya kenalan orang sekitar Selorejo. Orang itu baik pula (aku gag tau namanya, gak sempet kenalan hihi). Beliau mengirimkan kami galon untuk mencuci beras. Dibalik kebaikan beliau, aku melihat ada sebuah kejanggalan pada bapak tersebut. Setelah aku amati ternyata tangan beliau yang sebelah kanan cacat (buntung dan hanya sesiku). Tapi beliau orang nya sangat baik dan semangat. Hal positif itu lah yang aku ambil dari bapak tersebut. Setelah mencuci beras dan memasaknya. Kami turun kebawah lagi untuk menunggu nelayan yang mencari ikan.
            Sebagian orang Selorejo mencari nafkah dengan mencari ikan di  danau Selorejo. “pak nelayan, kesini pak! Aku mau beli” teriak leony. Tapi tampaknya tidak ada seorang nelayan pun yang mendengar. Sambil menunggu ada nelayan yang datang kami melakukan kebiasaan kami atau yang sekarang lagi trend yaitu selfie. Hehehe orang indonesia itu narsis-narsis. Contohnya yaitu kita. J
Resti

Nisa dan Yusri
Leony dan Yusri
Yusri dan Eva

Tak lama kemudian setelah kami berselfie ria, akhirnya ada satu nelayan yang mendekat untuk melabuhkan perahunya. “yee, ada nelayan datang” kata Leoni. Kami mendekati nelayan tersebut. Dan betapa bahagianya ternyata nelayan itu membawa ikan yang banyak. Mendengar ada nelayan , Abah Wahab pun bergegas turun ke pinggir danau dan membeli ikan tersebut (setelah tawar menawar). Aku kira ikannya mau dibawa pulang. Mengagetkannya, kita harus masak ikan tersebut di tempat itu juga. “oh my God, it’s not nice”. Gimana coba, anak cewek, udah rapi-rapi gini ujungnya suruh membelah dan membersihkan ikan. Pastinya nanti baunya amis. “aaaaa not nice pokoknya” ujar Resti. Dengan terpaksa kita rame-rame membersihkan ikan di dekat danau. “ayo mbak semangat” ujar Eva dan Yusri yang asyik ngeliatin dan berfoto selfie. “ayo di bantu mbak-mbaknya, biar cepat selesai. Jangan selfie mulu” bentakku. Akhirnya semua ikut membantu membersihkan ikan.

Foto ini diambil oleh Yusri sebelum terjadi sebuah tragedi. Setelah Yusri memotret kami, dia mendekati kami dan langsung naik ke perahunya Leony. Langsung saja perahu tersebut oleng. Masalahnya perahu Leony udah keberatan muatan. Dianya sendiri aja udah gemuk ditambah Eva sama Yusri.heheh
            Sedangkan kapalku sudah penuh terisi air dan kami pun hampir tenggelam. “ya Allah, tolong, gimana ini aaaaaaaaaaa” teriak Leony ketakutan. Leony pun hampir jatuh ke danau. Untungnya dia memegangi kapal kami. Tapi perahu kami saling berjauhan. Sehingga badan Leony berada ditengah-tengah perahu itu. Coba aja kalau perahu ku lebih jauh lagi, pasti Leony udah jatuh deh kedanau. “ayo marya, buruan naik keatas, kapal kita mau tenggelam” teriak Resti yang juga ketakutan. Resti takut tenggelam karena dia tidak bisa berenang. Keadaan menjadi gaduh,riuh dan kacau. Ditambah suara tangisan dari mas Fahri, dia menangis bukan karena takut tapi karena ikan yang ditangkapnya didalam botol jatuh semua. Hahaha padahal cuma ikan Petho (ikan kecil-kecil). Dan dia marah-marah kepada Leony. Dengan bergegas semua naik keatas permukaan untuk menyelamatkan diri. Wajah Leony langsung memucat dan dia tampak marah sekali. Setelah kita sampai permukaan, kedua perahu tersebut tenggelam. Hihi lucu ya. Kami terdiam sejenak setelah kemudian tertawa semua karena merasa geli dengan kejadian tersebut “hahahahahahaha”. Sampai-sampai kita di tertawai oleh bapak-bapak yang sedang memancing. Kami malu tapi kami ya takut. Nano-nano sekali perasaan saat itu.
Setelah keadian itu kami tak melihat Leony lagi. Tampaknya dia menangis dan kembali ke mobil. Perkiraan ku benar, Leony menangis sesenggukan karena kakinya yang lecet terkena air dan mengelupas lagi. Aku dan Resti berusaha untuk menenangkan Leony. “Abah, ijin mau ke kamar mandi” ucap Eva. Eva pergi ketoilet dengan Yusri dan mas Alfat ikut. “ayo sa, nyuci ikan e di lanjutkan” ucap Abah disela-sela kami menenangkan Leony. Kami pun melanjutkan mencuci ikan. Abah sedang menggoreng tomat, cabe, dan bawang merah untuk membuat sambel. Sedangkan Neng Kuni enak-enakan tidur.
            Pukul 16.35 , Terdengar suara gemuruh dari kejauhan, kami bersikap acuh saja. Sepertinya juga cuma angin. “itu suara hujan” sambar Marya tiba-tiba.
 “duh, sepertinya iya Mar” tambah Resti.
“ora-ora, iku mung angin” jawab Abah tidak percaya.
Beberapa detik kemudian hujan itu menghampiri perkemahan kami. Dengan segera kami memberesi tempat kemah kami. Abah dengan segera mematikan kompor yang semula menggoreng tomat dkk. Aku, Resti, dan Marya membawa peralatan kami dengan berlari dan hujan-hujanan menuju mobil. Sedangkan Eva dan Yusri belum kembali dari toilet. Tangan kami pun penuh dengan lumpur dan kotor. Membersihkannya dengan tetesan air hujan dan ditambah dengan membersihkan mobil abah (yaitu dengan mengusapkan tangan di samping mobil yang terkena air hujan) hihi. Setelah semua beres kami pun masuk ke mobil dengan membawa wajan yang masih berisi minyak, tomat dkk.
Pembawa wajan yang berisikan tomat dkk. :) 
 Kami menunggu sebentar Yusri dan Eva kembali dari toilet. Hingga akhirnya kami berkumpul semua. Kami melanjutkan perjalanan ke rumah salah satu warga di Selorejo yang merupakan kenalan abah tadi. Di rumah tersebut kami melanjutkan masak ikan dan sambal. Sedangkan nasi yang kita masak sudah matang.
Pukul 17.40 , semua masakan kami telah siap. Menu kita pada sore itu sederhana saja, yaitu ikan mujair dan sambal.



Inilah keserdahaan kita. Tidak mengenal pangkat, tua, muda, kaya maupun miskin. Semua berbaur bersama dalam sebuah indahnya kebersamaan.
Pukul 18.30, kami melanjutkan perjalanan ke Batu Malang. perjalanan yang kami tempuh sekitar 1 jam setengah. Kami sampai Batu Malang Pukul 20.10 malam. Dari kejauhan sudah terlihat kerlap kerlip lampu berpijar. Kami sudah tidak sabar untuk langsung ke alun-alun tersebut. Tapi kami harus sholat dulu. Kami solat jamak maghrib dan isya disebuah masjid depan alun-alun. Setelah selesai sholat kami langsung otw ke alun-alun. Terlihat raut wajah yang semula mengantuk menjadi berbinar-binar bahagia.  Melihat Bianglala yang begitu tinggi dan indah dengan hiasan lampu disekitar bianglala, kami pun tergiur untuk naik bianglala. Kami mengantri tiket. Per anak dikenai biaya RP. 3000. Murah kan ?
Perjalanan kami dimulai. “aaaa bianglalala” teriak Leony yang begitu bahagia. Bianglala berjalan dengan pelan agar kita dapat menikmati pemandangan Batu Malang pada malam hari. Saat sampai ketinggian maksimal, kami dapat melihat semua pemandangan tersebut. “wow keren, Malang I love you, mimpi apa aku semalem bisa sebahagia ini” teriakku penuh kegembiraan.  ”Malang!!! kamu keren!” tambah Resti. Setiap binglala maksimal terisi oleh 4 orang. Aku satu bianglala dengan Resti, Eva, dan Leony. Sedangkan Marya bersama Neng Kuni dan Yusri.

Selfie saat di Bianglala :)

Sayangnya Bianglalanya hanya berputar satu kali. But, never mind. I think that it’s beautiful night for us. We continued our journey. Kami membeli bando dimana pada malam itu selalu menjadi trend. Kami juga menggunakannya pasti untuk selfie. Hehe
Didepan Bianglala

Kami menghabiskan all night long di tempat tersebut. Sampai kami lupa bahwa saat ini jam sudah menunjukkan pukul 22.30. Saat kami menunggu abah datang, kami diganggu oleh sekelompok remaja muda. Aku pikir si mereka masih SMA. Jadi aku bersikap biasa saja. Mereka mengganggu kami dengan menggunakan salam. Seolah-olah salam itu buat mainan sama mereka. Mereka mungkin tidak tau arti dari mengucapkan salam kepada sesama muslim. Aku sudah sering mendapat ejekan dengan salam tersebut. Dan disitu kadang saya meras sedih. Bisa saja mereka mengaku islam tapi kenyataannya menggunakan salam buat maianan. Sebenarnya kasihan dengan orang-orang seperti itu. Tapi bagaimana lagi, itu adalah urusan mereka sendiri. Tak lama kemudian setelah kejadian itu, abah datang dan kami beregegas untuk pulang karena sudah pukul 22.35.
Tiba-tiba perut kami berbunyi “krucuk-krucuk”, ting tong belum makan malam. Hihihi. Kami membeli jajanan yang ada dipinggir sepanjang jalan. Saat itu leony melapor ke Abah bahwa dompetnya hilang. Kami berusaha mencari didalam mobil tetapi tidak menemukannya. Aku, Resti dan eva terpaksa membungkus bakso yang kami beli dan kami kembali ke Selorejo untuk mencari dompetnya Leony. Tau kan rasanya kalau lagi laper?. Never mind lah, sementara makannya didalam mobil saja
Kami tiba di Selorejo pukul 23.37, Abah bertanya kepada sang pemilik rumah. Mereka berusah mencari dompet leony. Sedangkan Yusri, Eva, Resti, Marya sudah tidak kuasa untuk membuka mata mereka alias mereka sudah terpulas tidur. Aku tidak bisa tidur karena tempatnya sempit juga kurang pewe (posisi enak) hehe. Dompet Leony tidak ditemukan. Dan kami langsung otw pulang karena sudah larut malam.
Dalam perjalanan pun kami semua terlelap tidur  kecuali supirnya. Hehe iya lah kalau supirnya tidur terus siapa yang nyetir. Haha ada-ada saja. Tak lama kemudian kami sampai digerbang pondok kami. Semua terbangun dan pergi kekamar masing-masing. “Selamat Tidur” ucapku . kami pun tidur dengan pulasnya sembari terngiang –ngiang kenangan perjalanan kami di Malang yang begitu menakjubkan, menegangkan, mengharukan, semua tertuang saat itu. Kebersamaan yang tidak akan terlupakan.
This is Our story. We are never forgot it and we will reminded it. Thank you Malang , I love you.







Nantikan kisahku yang lain
THE END
By : Anisa 

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer